Sabtu, 20 Juli 2013

Matilda by Roald Dahl

MatildaMatilda by Roald Dahl
My rating: 4 of 5 stars

Hasil bookswap Festival Pembaca 2011

Keluarga adalah lingkungan sosial yang terkecil di dalam masyarakat. Berawal dari keluarga setiap manusia memulai interaksi sosialnya, maka sudah selayaknyalah sebuah keluarga memberikan segala yang dibutuhkan oleh seorang anak untuk melangkah ke kehidupan sosial yang lebih luas, yaitu masyarakat sekitarnya. Sayangnya masih banyak orang tua yang tidak peduli akan hal ini. Alih-alih mendapatkan kehangatan dan kasih sayang, seorang anak sering kali malah menjadi bulan-bulanan orang tua mereka. Menjadi tempat pelampiasan atas segala kejengkelan mereka. Tak ada sedikit pun kebanggaan yang dimiliki oleh orang tua atas diri anak mereka. Kalau hal ini yang terjadi, maka yang akan terlihat oleh orang tua adalah melulu tentang segala keburukan sang anak. Segala pandangan sinis orang tua malah mengaburkan sisi baik dan kelebihan sang anak.

Itulah yang dialami oleh Matilda, seorang gadis cilik berusia 4 tahun yang harus menghabiskan waktunya sendiri di rumah pada siang hari sementara ayahnya bekerja dan ibunya pergi bermain bingo. Yang diperintahkan oleh orang tuanya hanyalah agar Matilda menghabiskan waktunya sepanjang hari dengan menonton acara televisi. Aduuh…. Kok ada ya orang tua yang tega seperti ini ? Tapi kalau awal cerita tidak dibuat seperti ini, tentu akhir cerita akan menjadi berbeda .

Begitulah Matilda kecil harus menghabiskan hari-harinya. Namun Matilda adalah seorang anak yang cerdas (yang sayangnya justru dianggap bodoh oleh orang tuanya). Tidak puas dengan hanya menyaksikan acara televisi, otak Matilda yang haus akan pengetahuan membawa langkah Matilda ke perpustakaan desa. Di sanalah ia memuaskan segala keingintahuannya, melalui buku-buku yang ada disana, Matilda menjelajahi dunia yang berbeda dari dunianya sendiri. Tak hanya buku anak-anak yang dibacanya, buku untuk remaja dan orang dewasa pun dibaca tuntas olehnya. Bukan saja kemampuan membacanya yang luar biasa bagi anak seusianya, namun daya ingatnya pun jauh di atas rata-rata anak lain. Meskipun banyak kata-kata yang tak dipahami artinya, Matilda tetap membaca dan mengingat semua isi buku yang telah dibacanya. Namun kegilaan Matilda dalam hal membaca justru membangkitkan amarah orang tuanya, terlebih lagi karena Matilda mengkritik akan kecurangan yang dilakukan oleh ayahnya dalam berbisnis. Tindakan orang tuanya yang semena-mena menimbulkan sifat kanak-kanaknya yang nakal. Matilda melakukan pembalasan kepada ayahnya dengan memberi lem super lengket dan mencampur minyak rambut ayahnya dengan cat rambut ibunya. Sebuah tindakan yang mengundang senyum. Meskipun saya sebagai orang tua tidak menyetujui tindakan Matilda, mungkin bila saya berada dalam posisinya saat itu, bukan mustahil saya pun melakukan hal yang sama. Beruntung bahwa ayah saya almarhum adalah seorang yang penuh kasih dan sangat jauh dari kata menyebalkan.
Memasuki usia 5 tahun, Matilda mulai mengenal dunia sekolah. Ia bersekolah di Sekolah Dasar Crunchem Hall. Disinilah Matilda mengenal Miss Honey, guru kelasnya yang baik hati. Kelebihan yang dimiliki oleh Matilda telah menarik hati Miss Honey, dan ia sangat menghargai bakat yang yang ada pada Matilda, sayangnya Sang Trunchbull, sang kelapa sekolah yang sangat sombong dan menyebalkan sangatlah benci kepada anak-anak kecil. Ia justru menganggap Matilda sebagai pembawa kekacauan. Pada setiap hari Kamis, Sang Trunchbull akan masuk dan mengajar di kelas Matilda selama satu jam. Dan selama itu pula ia akan mencari-cari kesalahan murid-murid agar dapat menyalurkan keinginannya untuk melakukan penyiksaan. Sang Trunchbull selalu mengucapkan kata-kata penghinaan yang amat jahat kepada para murid, sangat jauh dari cerminan sebagai seorang pendidik.
Hubungan Matilda dan Miss Honey dari hari ke hari semakin akrab. Mereka saling menyayangi dan selalu menghabiskan sore bersama-sama. Hingga suatu hari Matilda mengetahui siapa Miss Honey yang sebenarnya dan ia pun bertekad untuk membantu Miss Honey. Pada suatu hari, di saat Sang Truncbull mengajar di kelas Matilda, Matilda menemukan bakat lain dalam dirinya yang ternyata dapat ia gunakan untuk melepaskan Miss Honey dari kesulitan. Tindakan yang dilakukan Matilda sangatlah cerdik, bahkan Miss Honey sendiri pun tidak sampai memikirkan hal semacam itu. Bukan saja Matilda mampu menyelamatkan hidup Miss Honey, ia pun mampu membuat Sang Trunchbull berhenti menjadi kepala sekolah dan pergi meninggalkan desa mereka.
Happy Ending !!
Oooops….., ternyata cerita belum berakhir. Kelebihan yang dimiliki Matilda justru bagi orang tuanya adalah masalah besar. Maka ketika mereka akan pergi melarikan diri ke luar negeri karena kejahatan mereka, mereka tak peduli sama sekali pada Matilda dan memenuhi keinginan Matilda begitu saja untuk tetap tinggal di desa itu bersama Miss Honey.
Buku yang menarik dengan ilustrasi yang menarik pula. Quentin Blake mengerjakan ilustrasi dengan detail yang sangat pas. Meskipun ada beberapa bagian dari buku ini yang tidak saya sukai, namun secara keseluruhan buku ini layak dibaca untuk para orang tua. Dahl mengingatkan kita (tanpa terasa menggurui) bahwa seorang anak adalah karunia yang patut disyukuri keberadaannya. Bagaimana pun kondisi mereka, adalah kewajiban bagi setiap orang tua untuk memberikan mereka kasih sayang, kehangatan, dan perlindungan. Kepolosan sang anak dalam melihat dunia justru dapat menjadi pengingat para orang tua ketika mereka melakukan tindakan yang menyimpang. Disinilah kita sebagai orang tua harus menyingkirkan ego kita dan menggunakan hati nurani untuk melihat bahwa yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah.

Kids are just kids, but they are more than just kids.

-.MissKodok.-
 
View all my reviews

Kamis, 20 Juni 2013

Moshkel Gosha

Moshkel Gosha: Sebuah Kisah Pencerahan BatinMoshkel Gosha: Sebuah Kisah Pencerahan Batin by Llewellyn Vaughan-Lee
My rating: 3 of 5 stars

Beli buku ini udah lama bangeth sampe enggak inget lagi kapan.

Membeli karena tertarik oleh judulnya yang mengundang tanya.

Sudah coba baca sampai beberapa kali tapi ternyata saya termasuk jaduler golongan lemot tingkat tinggi sehingga enggak "dong" juga apa yang dimaksud oleh buku ini.

Terpacu membaca kembali setelah menemukan buku ini di rak "read" seorang kawan gudrids.

Nah... karena kali ini otak saya cukup mampu menyerap maknanya (meskipun sangat minimal), maka saya mencoba membuat ripiyu'na.

Well......

Moskhel Gosha adalah sebuah kisah kuno dari Persia, yang berarti "penghapus rintangan" (hmmmm.... saya suka makna kata ini).

Kisah dalam buku ini adalah tentang kesediaan kita membuka hati untuk menerima dimensi transpersonal atau spiritual memasuki kehidupan kita dan juga kesediaan kita untuk menghasilkan sebuah proses transformasi. Buku ini juga mengajari kita bahwa dimensi itu -- yakni kekayaan di dalam diri kita (potensi)-- tidak mudah dikenali dan juga ternyata tidak mudah bagi kita untuk menyadari betapa pentingnya mempergunakan potensi tersebut dengan benar.

Untuk memadukan kekuatan dan potensi dalam diri kita, kita harus mengakui keberadaan kita sebagai manusia biasa agar tidak membuat kita merasa 'lebih' dari yang lain, tapi memungkinkan kita memahami arti menjadi manusia seutuhnya. Karena tanpa kearifan sikap rendah hati, 'ego' akan dengan mudah mengambil alih, dan kita akan terjebak dengan dunia imajiner kita dimana kita menjadi rajanya. Namun kerendahan hati seringkali merupakan pelajaran yang menyakitkan.

Kita harus mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Kebutuhan adalah sesuatu yang penting bagi hidup kita, sedangkan keinginan selalu mengacu pada hasrat 'ego' yang tak perlu harus selalu dipenuhi karena ego seringkali membuat kita tuli dan buta akan kebutuhan yang sebenarnya.

Kebutuhan adalah sesuatu yang memang benar2 perlu untuk dipenuhi dan itu semua sangat bergantung pada kemurahan hati Tuhan, yang hanya kepada-NYA-lah kita harus berserah diri, sedangkan menginginkan sesuatu berarti menuntut atau menentukan jawaban yang berarti kita meletakkan 'ego' kita di hadapan Tuhan. Bagaimanakah mungkin kita sebagai umat dapat mengatur Tuhan sebagai Sang Khalik ??

Pada akhirnya, yang terpenting dari semua ini adalah melakukan refleksi. Kita berhenti pada suatu titik, merenung dan memahami makna dari setiap peristiwa yang kita alami agar kita mampu memahami potensi dan perubahan dalam diri kita karena perubahan selalu merupakan langkah menuju kesadaran dan tanggung jawab yang lebih besar.

Dan....
kesimpulannya adalah:

Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Kita tidak pernah diberi untuk diri kita sendiri.
Kita diberi juga untuk orang lain.
Semakin banyak yang kita beri, maka semakin banyak yang akan kita terima.

Bathin membutuhkan kualitas hidup yang berbeda.
Agar hidup lebih kreatif dan bercahaya, kita harus pula mencari kehidupan batin dan bukan hanya mencari kehidupan lahir saja.

Huuffff !!! akhirnya... 3 bintang untuk buku ini.

-.Miss Kodok.-



View all my reviews
33 Pesan Nabi: Jaga Mata, Jaga Telinga, Jaga Mulut33 Pesan Nabi: Jaga Mata, Jaga Telinga, Jaga Mulut by Vbi Djenggotten
My rating: 4 of 5 stars


Buku ini sempat dibahas dalam acara Pro-Resensi awal Agustus 2011 yang baru lalu dan disana saya tersakiti hatinya karena dek Ijul tidak mau meminjamkan buku ini, maka saya akhirnya membeli sendiri....

Kapernya :
lucu, menggoda, memanggil-manggil untuk dijamah

Isinya :
sarat pesan tanpa terasa menggurui karena bisa dinikmati saat santai sambil meneguk teh hangat bersama para kecebong. Mudah dipahami dan memorable (apa sih ?? maxut'e akan selalu diinget getoh!!)
Para kecebong sangat menyukainya dan menimbulkan begitu banyak pertanyaan yang menjadi Pe-eR buat emak-nya (terpaksa ngintip ensiklopedi muslim buat cari referensi).

Satu lagi nih....
Buku ini membuat kecebong 1 merenung. Katanya : "Kalau begitu, banyak sekali dosa yang aku buat setiap hari ya ??"
Alhamdulillah... dia tersentuh, semoga perubahan ke arah yang lebih baik akan segera terlihat.

Benar-benar sebuah cara mengenal Islam dengan asyik.

Terima kasih buat Bu Guru Vera yang telah merekomendasikan buku ini buat saya.
Ternyata memang RECOMENDED !!

-.Miss Kodok.-

View all my reviews
Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu DekadeFilosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade by Dee
My rating: 4 of 5 stars


Berangkat dari kegilaan Ben pada kopi, bersama temannya, Jody, terbentuklah sebuah kedai kopi.
Bagi Ben, setiap ramuan kopi mempunyai filosofi tersendiri, maka terbentuklah kedai dengan nama "Filosofi Kopi".

Demi menjawab sebuah tantangan dari seorang pria perlente dengan imbalan uang yang menggiurkan, Ben menciptakan sebuah ramuan kopi yang menurutnya sempurna,.

Kesuksesan ini membuat Ben terasa bagai hidup di atas awan -- berada di tempat yang sangat tinggi, segalanya terlihat kecil dan indah, tapi ternyata begitu rapuh, begitu mudah terjatuh.

Dari ungkapan seorang bapak pengunjung "FK" yang sederhana, tahulah Ben bahwa masih ada kopi yang rasanya lebih enak dari kopi ramuannya, dan ternyata kopi itu adalah ramuan biasa dari seorang desa yang lugu dan tanpa bahan tambahan apapun. Kopi yang diramu dari tumbuhan kopi liar tanpa perawatan khusus tersebut ternyata mampu memberikan sensasi rasa yang istimewa bagi penikmatnya.

Maka, tersadarlah Ben bahwa kesempurnaan rasa kopi bukanlah miliknya, masih ada langit di atas langit. Sayangnya, Ben yang telah merasa hidup bagai di atas awan kemudian jatuh terpuruk oleh kekecewaan yang begitu dalam, yang sayangnya telah membuat seluruh semangat hidupnya pupus. Ben tak lagi mau berurusan dengan kopi, membiarkan usaha yang telah dibangunnya bersama Jody menjadi terbengkalai.

Namun, lagi-lagi melalui ungkapan seorang desa yang lugu seperti Pak Seno lah yang mampu mengembalikan semangat kehidupan kembali ke dalam jiwa Ben.

"Sesempurna apa pun kopi yang kamu buat, kopi tetap punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan. Dan disanalah kehebatan kopi tiwus, memberikan sisi pahit yang membuatmu melangkah mundur dan berfikir".

Aaaahhhhh.... ternyata sebagai manusia kita memang selalu membutuhkan "jeda". Karena di saat "jeda" itulah kita akan mampu melihat kembali ke dalam diri kita dan merenung....

FK..
Sebuah karya Dee yang sangat menarik. Berisi 18 cerita dan prosa yang ditulis Dee dalam rentang waktu satu dekade (1995-2005). Dee mampu merekam dan mengolah setiap periswiwa menjadi sebuah bacaan yang mampu membuat kita terlena, menikmati setiap kata, mengunyahnya perlahan, merasakan sensasinya, lalu secara sadar kita memilih untuk menelan atau tidak. Mampu membuat kita menengok ke dalam diri kita sendiri atau mengambil setiap pelajaran dari apa yang terjadi di sekitar kita. Mampu membuat kita merenung untuk kembali memaknai kehidupan ini.

Two thumbs up, Dee...

-. Miss Kodok.-



View all my reviews
The GiftThe Gift by Danielle Steel
My rating: 2 of 5 stars



Buku hadiah ulang tahun dari seorang sahabat 3 tahun yang lalu,
tapi baru kepikiran menyentuhnya sekarang.

Keluarga Whittaker: John dan Liz dengan 2 orang anak mereka; Tommy dan Annie adalah keluarga bahagia.
Kepergiaan Annie yang cantik, lucu dan menggemaskan telah merampas kebahagiaan mereka,
tiang peyangga bangunan keluarga ini retak.
Rumah yang awalnya penuh kehangatan tiba2 menjadi neraka bagi para penghuninya.

Maribeth, seorang gadis lugu yang terjebak dalam kencan satu malam
(jadi inget lagu dangdut "cinta satu malam #halah...#)
harus menanggung akibat pahitnya:
1. Mengandung bayi dari seorang pria yang sesungguhnya tidak "dikenal"nya
2. Diusir dari rumahnya karena rasa malu keluarga

Tak tahan menjalani kehidupan di biara tempat ia diasingkan, Maribeth pergi dari biara.
Bertemu dengan Tommy dan saling jatuh cinta. Maribeth masuk dalm kehidupan keluarga Whittaker,
membawa cahaya baru, semangat baru, kebahagiaan baru.
Kehamilan Maribeth tidak sedikitpun melunturkan cinta Tommy kepadanya.

Aaaahhhhh..... dari judul dan beberapa bab awal, ceritanya terlalu mudah ditebak.
Tapi kepiawaian Steel dalam menuangkannya ke dalam kata-kata membuat saya tetap meneruskan membacanya meski tak ada lagi debar yang menunggu di akhir cerita.

Thanks to Mas Ade buat buku-nya.

-.Miss Kodok.-



View all my reviews
Minggat (Lima Sekawan, #3)Minggat by Enid Blyton
My rating: 4 of 5 stars


Baca ulang.
Pertama baca: November 1981
Beli dengan harga Rp. 1.400,00

Liburan musim panas kali ini, setelah berpergian bersama orang tua mereka, Julian, Dick, dan Anne menghabiskan sisa liburan mereka di rumah George di Pondok Kirin. Sayangnya kesenangan berlibur mereka terganggu karena Bibi Fanny (ibu George) jatuh sakit. Paman Quentin (ayah George) menemani Bibi Fanny di rumah sakit, tinggallah ke-4 anak-anak bersama anjing mereka, Tim.

Keluarga George mempunyai juru masak baru bernama ibu Stick, yang ternyata tinggal di Pondok Kirin bersama suami, Edgar-anaknya, dan anjing mereka si Abu. Keberadaan keluarga Stick yang diharapkan dapat membantu anak-anak justru malah menyulitkan mereka. Keluarga Stick merasa lebih berkuasa dibandingkan dengan sang pemilik rumah (cerita ini ditulis tahun 1944. Pada masa itu di Inggris sana ternyata sudah ada juru masak yang lebih galak dari majikannya ya ?)

Merasa terganggu oleh keluarga Stick. Lima Sekawan minggat ke Pulau Kirin dengan harapan dapat menghabiskan sisa liburan mereka dengan tenang. Tapi ternyata di Pulau Kirin mereka mendapatkan keluarga Stick yang juga bermalam di pulau itu. Selain itu, mereka juga melihat isyarat mencurigakan pada malam hari dari bangkai kapal yang terdampar di perairan di sekitar pulau. mereka lalu menduga bahwa keluarga Stick terlibat tindak kejahatan dengan usaha penyelundupan. Diam-diam mereka memata-matai kegiatan keluarga Stick di pulau.

Dugaan mereka tidak sepenuhnya benar (walaupun tidak juga sepenuhnya salah). Jadi ternyata apa yang dilakukan keluarga Stick di pulau kepunyaan mereka ? Apa isi peti yang diangkut dari bangkai ? Apa pula isi bungkusan besar yang digendong Pak Stick dan dibawa ke ruang bawah tanah ? Lalu, suara jeritan siapakah yang mereka dengar di tengah malam ?

Temukan jawabannya dalam pertualangan Lima Sekawan kali ini.

I like it !!

-.Miss Kodok.-

View all my reviews
Beraksi Kembali (Lima Sekawan, #2)Beraksi Kembali by Enid Blyton
My rating: 4 of 5 stars


Baca Ulang !!
Pertama baca: November 1981

Julian, Dick, Anne, dan saudara sepupu mereka, George beserta anjingnya Tim lagi-lagi mengalami sebuah petualangan seru.

Pada liburan natal kali ini, Julian beserta kedua adiknya Dick dan Anne tidak dapat pulang berlibur ke rumah orang tua mereka karena ibu mereka sedang terjangkit penyakit jengkering (dulu bener-bener enggak ngerti penyakit apa sih ini sebenernya, tapi setelah tanya di mbah gugel, tenyata penyakit ini adalah semacam infeksi kerongkongan yang dihubungkan dengan pelepasan toksin tertentu dan biasanya disebabkan oleh bakteri jenis Streptococcus pyogenes). Karenanya mereka terpaksa (lagi-lagi) dititipkan pada paman mereka di Teluk Kirin.

Pada suatu saat ketika mereka berjalan-jalan ke rumah di tanah pertanian Kirin, mereka menemikan selembar kain linen yang ternyata sebuah peta tentang sebuah lorong rahasia.

Sayangnya mereka tidak dapat benar-benar merasakan liburan yang sesungguhnya karena Julian, Dick, dan George harus tetap belajar selama masa liburan. Untuk itulah orang tua mereka menyewa seorang guru pembimbing yang bernama Mr. Roland. Sayangnya lagi, Mr. Roland tidak menyukai Tim sehingga membuat George yang keras kepala menjadi kesal. Pertentangan demi pertentangan terjadi.

Yang lebih parah adalah ketika beberapa lembar kertas kerja Paman Quentin hilang, dan pada malam ketika kertas-kertas tersebut hilang, George bersama Tim berada di dalam kamar tersebut, padahal kertas kerja tersebut sangatlah berbahaya bila jatuh ke tangan orang jahat apalagi bila sampai dijual ke negara lain. Hal ini membuat George dan Tim berada dalam kesulitan besar.

Lima Sekawan berusaha memecahkan rahasia pada peta di kain linen tersebut. Mampukah mereka menemukan jalan rahasia tersebut dan menemukan kembali kertas kerja Paman Quentin yang hilang, sementara itu mereka pun harus tetap belajar untuk mengejar ketinggalan mereka dalam pelajaran sekolah ??

Petualangan yang seru untuk diikuti...

-.Miss Kodok.-

View all my reviews
Di Pulau Harta (Lima Sekawan, #1)Di Pulau Harta by Enid Blyton
My rating: 4 of 5 stars

Baca Ulang !!
First read on September 11, 1986.

Iseng bongkar-bongkar lemari buku bagian bawah yang sudah lama banget enggak pernah disentuh. Nemu setumpuk buku lawas ini yang ternyata ketika beli dulu harganya Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah) saja.

Tiga saudara, Julian. Dick dan Anne pergi berlibur ke rumah paman mereka di Teluk Kirin, sebuah tempat indah di tepi laut dengan pemandangan pulau Kirin yang sangat menakjubkan. Mereka untuk pertama kalinya berkenalan dengan Saudara sepupu mereka, Georgina, seorang gadis tomboy yang lebih suka disapa dengan nama George.

Kedatangan Julian dan adik-adiknya awalnya sangat mengganggu ketenangan George yang biasa menyendiri bersama anjing kesayangannya, Tim. Tapi ternyata kemudian George sangat menyukai saudara-saudara sepupunya. Apalagi setelah mereka berempat, eh... berlima dengan Tim mengalami petualangan yang seru di Pulau Kirin milik keluarga George.

Sebuah badai besar terjadi dan mengangkat kapal milik kakek buyut George yang telah lama karam ke permukaan. Mereka berhasil menemukan sebuah peta harta yang terdapat di dalam bangkai kapal tersebut. Mereka lalu berburu harta tersebut, tapi ternyata ada orang lain yang masih percaya tentang harta tersebut dan tentunya sangat menginginkannya dengan cara yang licik.

Mampukah George bersama saudara-saudaranya dan Tim mengatasi ini semua ??

Setelah hampir 30 tahun, ternyata membaca cerita petualangan karya Enid Blyton ini masih tetap mengasyikan. Sayangnya ketika cerita ini dibuat film serinya, ceritanya menjadi kurang menarik dan alur ceritanya terlalu lambat. Jadi ternyata... memBACA ITU jauh lebih SERU !!

-.Miss Kodok.-


View all my reviews
Madre (Kumpulan Cerita)Madre by Dee
My rating: 3 of 5 stars



MADRE
Mendapatkan warisan dari orang yang sama sekali tidak kita kenal tentulah menjadi satu peristiwa yang sangat mengejutkan. Siapakah gerangan sang pemberi waris tersebut ?? Hubungan apakah yang terdapat di dalamnya ?? Terlebih lagi bila ternyata isi amplop warisan tersebut hanyalah sebuah kunci dan secarik kertas bertuliskan sebuah alamat.

Berbekal kunci dan alamat tersebut, Tansen memulai sebuah perjalanan hingga ke sebuah bangunan tua di daerah Jakarta tua yang dulunya adalah sebuah toko roti bernama "Tan de Baker".
Disanalah Tansen menemukan begitu banyak kejutan. Dari sejarah hidupnya yang sama sekali di luar dugaan hingga warisan yang diterimanya. Kunci yang diwariskan kepadanya ternyata adalah kunci sebuah kulkas yang menyimpan madre , warisan yang sesungguhnya.

Meskipun bagi Tansen semua ini hanya sebuah lelucon, tapi ternyata Madre kemudian mampu memutarbalikkan dunianya dan membawanya memasuki sebuah kehidupan yang sama sekali tak terbayangkan sebelumnya.

Pak Hadi, Pak Joko, Bu Cory, Bu Sum, Bu Dedeh, dan Mei secara serentak memasuki kehidupan Tansen, menggerakkan sebuah bakat alam yang selama ini tak pernah disadarinya sehingga di tangannya Madre kembali menghidupkan toko roti "Tan de Baker" yang mati suri. Madre laksana jantung yang kembali berdenyut kencang memompakan darah mengaliri segenap nadi Tan de Baker. Sehingga toko tersebut tak hanya bangun dari tidur panjangnya, tetapi justru menjadi lebih baik.

Siapakah Madre sesungguhnya ??
Madre yang berasal dari Bahas Spanyol yang berarti "ibu" ternyata adalah "biang pembuat roti" yang diracik secara khusus sehingga tetap hidup hingga puluhan tahun.
Saya yang sama sekali tidak memahami dunia "perotian" jadi bertanya-tanya: apakah biang roti semacam Madre dan Yeye ini benar-benar ada ??

Entahlah, yang pasti dari kisah sederhana ini saya menangkap pesan yang ingin disampaikan Dee bahwa hidup jauh lebih bermakna bila kita bisa memberi arti bagi orang lain. Meskipun itu berarti kita harus meninggalkan "zona nyaman" yang selama ini meninabobokan kita.

"Hidup hanya sekali, maka hiduplah yang berarti !"

Dari 13 cerita/prosa yang terdapat di dalam buku ini, ada beberapa yang sama sekali tidak saya mengerti dan menimbulkan tanya yang tak terselesaikan, misalnya saja tentang cerita "Have you ever ?".

Tapi Rimba Amniotik, Menunggu Layang Layang dan tentu saja Madre, menjadikan buku ini tetap enak untuk dibaca.

-.Miss Kodok.-



View all my reviews
Melawan dengan RestoranMelawan dengan Restoran by Sobron Aidit
My rating: 2 of 5 stars


Hasil tuker-tukeran buku di Festival Pembaca Indonesia 2011.

KECEWA !!

Inilah akibatnya kalau berharap terlalu banyak.
Melihat judulnya dan penulisnya, saya sebagai orang yang sangat ingin mengetahui berbagai informasi seputar tragedi G30S dan orang-orang yang terlibat maupun yang dituduh terlibat di dalamnya, menjadi kecewa.

Sebenarnya buku ini tidak jelek, bahkan cukup bagus. Hanya saja kekecewaan membuat saya hanya mampu memberikan 2 bintang saja (maafkanlah karena ego saya terlibat terlalu dalam).

Buku ini bercerita tentang usaha kaum eksil/para pelarian politik di Perancis untuk mempertahankan hidup mereka. Rasa malu karena harus menerima santunan setiap bulan dari pemerintah Perancis membuat Sobron Aidit dkk mencoba mendirikan sebuah usaha rumah makan khas Indonesia. Semuanya hanya dengan modal nekad. Dengan semangat kebersamaan dan kerja keras, usaha ini mampu bertahan hingga kini. Rumah makan yang pada masa orde baru sangat jarang dikunjungi oleh orang Indonesia sendiri (karena ada larangan resmi dari kedutaan)kini menjadi tempat berkumpul yang menyenangkan bagi warga Indonesia yang merantau di Perancis (dan Eropa). Usaha yang kini mampu memberikan lapangan pekerjaan tidak hanya bagi orang Indonesia sendiri tetapi juga bagi warga negara lain yang merantau di sana.
Sebuah usaha yang sangat membanggakan dan patut mendapat penghargaan yang tinggi.

-.Miss Kodok.-

View all my reviews
Diamond In The Rough (Harlequin Romance #4087)Diamond In The Rough by Diana Palmer
My rating: 3 of 5 stars


John Callister, seorang pria tampan dan kaya pemilik sebuah peternakan sapi terkenal dari Medicine Ridge, Montana. Mereka baru saja membeli sebuah peternakan yang telah lama ditinggalkan pemiliknya di Hollister. Peternakan yang telah rusak tak terawat itu membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk dihidupkan kembali. Untuk mencegah melambungnya harga barang-barang yang dibutuhkan karena namanya, John menyembunyikan identitas dirinya dan datang ke Hollister sebagai seorang mandor pekerja bernama John Taggert.

Di Hollister, John bertemu dengan Sassy, seorang gadis muda yang bekerja di sebuah toko pakan ternak. Berawal dari rasa simpatinya akan nasib malang Sassy yang mengalami pelecehan seksual oleh atasannya, John terlibat semakin jauh dalam kehidupan Sassy. Cara pandang Sassy tentang kehidupan ini membuat John semakin jatuh cinta. Keluguan dan kesederhanaan Sassy membuat John begitu terpesona. John melihat betapa Sassy sangat mensyukuri apa pun yang dimilikinya dalam kehidupannya yang serba kekurangan. Betapa Sassy selalu memikirkan kepentingan orang lain di atas kepentingan dirinya sendiri. John menganggumi Sassy yang mencintainya apa adanya, sangat berbeda dengan para wanita yang selama ini mengelilinginya, yang hanya menginginkan harta keluarga Callister.

Namun masalah timbul ketika Sassy mengetahui jati diri John yang sesungguhnya. Ia marah dan kecewa karena merasa John telah mempermainkannya. Namun akhirnya John mampu meyakinkan Sassy bahwa hanya dengan Sassy lah ia mempunyai keinginan untuk berkomitmen dalam sebuah ikatan pernikahan.

Sebuah cerita Cinderella dengan versi yang berbeda. Seorang gadis miskin yang dipersunting oleh pangeran impian dan berakhir bahagia. Sebuah kisah sederhana yang tidak perlu menguras otak ketika membacanya. Saya menyukai tokoh Sassy yang tegas dan mandiri, tidak cengeng dan menjalani hidupnya dengan ikhlas. Seorang gadis desa yang lugu dan tidak materialistis. Tokoh John juga digambarkan sebagai seorang pria nyaris sempurna. Tampan mempesona, kaya dan baik hati. Cerminan pria ideal dambaan setiap wanita. Sedangkan tokoh antagonis disini digambarkan melalui sosok Bill Tarleton, sosok yang memanfaatkan jabatannya untuk melakukan pelecehan terhadap bawahannya. Tipikal laki-laki yang sangat pantas untuk dikebiri. Cerita mengambil latar di sebuah kota kecil yang tidak terlalu sibuk dimana penduduknya masih sangat peduli satu sama lain. Sebuah tempat yang sangat indah dan hangat. Alur cerita dibuat maju sehingga tidak membingungkan.

Saya mengagumi Diana Palmer sebagai seorang penulis yang cukup santun dalam menggambarkan adegan mesra. John dan Sassy, mereka masih menjaga nilai-nilai moral. Meskipun lumayan jauh, namun mereka tetap menjaga untuk tidak melewati batas yang seharusnya. Mereka tetap bersabar untuk menunggu saat dimana mereka telah resmi menjadi suami istri, meskipun sesungguhnya mereka sangat menginginkannya.

Sebenarnya saya tidak terlalu tertarik untuk membaca cerita-cerita Harlequin. Tapi ternyata sebagai bacaan untuk melemaskan otak, buku ini tidaklah mengecewakan. Dan tampaknya saya mulai menyukai buku bergenre romance seperti ini… (hasyyaaahhh !!!)

Just for share untuk direnungkan:
Saya menyukai ucapan Sassy di hlm. 174:
“Jadi apa tepatnya yang dilakukan orangtua untuk mengenal anak-anak mereka? Semua orang terlalu sibuk sekarang ini. Aku membaca beberapa anak harus mengirimkan SMS pada orangtua mereka dan membuat janji untuk bertemu.Padahal mereka bertanya-tanya kenapa anak-anak sekarang berkelakuan buruk”.

Semoga tidak satu pun dari kita yang mengabaikan anak-anak kita ditengah kesibukan dunia kita.

-.Miss Kodok.-



View all my reviews

Selasa, 18 Juni 2013

Lukisan KematianLukisan Kematian by V. Lestari
My rating: 3 of 5 stars

Purnama (Pur) adalah seorang murid di Taman Kanak-kanak tempat Yani mengajar. Dibandingkan dengan teman-teman sebayanya yang lain, Pur terlihat sangat berbeda. Ia tampak seperti menyimpan sebuah trauma akan sebuah peristiwa yang menakutkan. Terdorong oleh nalurinya sebagai seorang guru, maka Yani yang merasa simpati kepada Pur pun melakukan pendekatan. Tak disangka ternyata Pur memiliki 2 orang ayah sekaligus. Erwin, ayah kandungnya yang tinggal di Medan dan Darmo, ayah tirinya yang kini merawat Pur. Sementara Rosa, ibu Pur meninggal dunia karena terjatuh dari balkon tingkat atas rumahnya. Selain dengan Darmo, Pur juga tinggal dengan Bu Imas, nenek tirinya. Dan selama ini Pur lah yang dituduh sebagai penyebab kematian Rosa.

Saat berkunjung ke rumah Pur, Yani melihat lukisan yang tidak biasa. Wajah mendiang Rosa di dalam lukisan tersebut mencerminkan sebuah ekspresi kematian. Hal ini tentu saja mendatangkan kengerian dalam diri Yani, terlebih lagi ketika secara naluriah ia selalu menatap karpet merah di bawah kakinya, yang kemudian diketahuinya bahwa ternyata di tempat itulah Rosa terjatuh dari balkon.

Tanpa disangka, ternyata Erwin dan Darmo sama-sama jatuh cinta kepada Yani. Dan entah kenapa pula Yani seakan tak mampu menolak keduanya. Melalui surat yang dikirim Erwin dari Medan yang menceritakan tentang situasi di rumah tua milik keluarga Pur, tumbuh keinginan yang begitu kuat dalam diri Yani untuk melihat-lihat dengan mata kepalanya sendiri. Ditambah pula dengan kesempatan yang ditawarkan Darmo kepadanya untuk menginap menemani Pur selama Darmo pergi keluar kota. Pada saat itulah Yani menemukan begitu banyak keanehan yang justru semakin menggugah rasa penasarannya.

Perkenalannya dengan keluarga Pak Muis, tetangga sebelah rumah Pur semakin melengkapi rasa penasaran Yani. Bukan tanpa sengaja Yani pergi ke sebuah pameran lukisan untuk bertemu dengan Sunaryo, sang pembuat lukisan kematian Rosa. Tanpa bermaksud untuk betindak sebagai detektif, berbagai peristiwa mengantarkan Yani pada suatu kesimpulan bahwa Rosa memang sengaja dibunuh. Meski dugaan Yani tentang siapa sebenarnya yang membunuh Rosa keliru, bahkan nyawanya sendiri pun hampir melayang, namun segalanya berakhir dengan baik.

Gaya penuturan khas V. Lestari. Menampilkan tokoh utama seorang wanita yang lembut namun memiliki karakter yang kuat. Konflik dibangun secara lambat namun menggemaskan.

I like it ??

-Miss Kodok.-

View all my reviews
Persembunyian terakhirPersembunyian terakhir by V. Lestari
My rating: 3 of 5 stars

Rita dan putrinya Novi tewas terbunuh. Danar, sang suami yang diduga sebagai pelaku menghilang tanpa jejak. Hingga 2 tahun kemudian, rumah tersebut dibiarkan kosong oleh pemiliknya, Bu Mangku. Keadaan tersebut menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga sekitar terutama para tetangga yang rumahnya berdempetan dengan rumah tersebut.

Atas usul beberapa tetangga, walaupun tampak enggan, akhirnya Bu Mangku bersedia menyewakan rumah tersebut meskipun dengan harga sewa yang sangat murah. Adalah Lila bersama kedua temannya, Dewi dan Susan yang kemudian menyewa rumah tersebut melalui Bu Sanusi, tetangga yang rumahnya terletak di belakang rumah tersebut.

Keingintahuan Lila yang begitu besar akan peristiwa pembunuhan tersebut ternyata bukan tanpa alasan. Lila mempunyai hubungan khusus dengan Danar dan ia bertekad untuk menemukan Danar karena meyakini bahwa Danar tidak bersalah.

Mampukah Lila menemukan Danar ?
Benarkah Danar yang telah membunuh Rita dan Novi ?
Bersembunyi dimanakah Danar selama ini ?

Semua pertanyaan ini akan memenuhi benak kita sepanjang kita membaca buku ini. Memang ada beberapa hal yang kiranya mudah untuk kita tebak, tetapi ternyata dengan cerdik V. Lestari membuat kejutan dengan menghadirkan sang pembunuh yang sebenarnya, seseorang yang sama sekali tak terduga.

Merupakan ciri khas dari V. Lestari untuk mejadikan seorang wanita sebagai tokoh utama dalam setiap ceritanya. Dan kemampuan penulis dalam membangun konflik secara perlahan namun menggemaskan selalu mampu membuat pembaca untuk terus membaca dan enggan berhenti hingga akhir cerita. Ada sedikit keanehan yang kita temui dalam kasus kematian Rita dan Novi, bagaimana mungkin polisi tidak memeriksa setiap sudut rumah guna mencari petunjuk sehingga melewatkan sebuah lemari di bawah sofa meskipun lemari tersebut dalam keadaan tergembok dan menyebabkan suatu hal yang sangat penting sebagai petunjuk menjadi terlewatkan. Tapi bagaimana pun juga, buku ini layak diberi 3 bintang.

-.Miss Kodok-

View all my reviews
9 Summers 10 Autumns9 Summers 10 Autumns by Iwan Setyawan
My rating: 2 of 5 stars

Membeli buku ini sejak lama tapi entah kenapa belum tertarik untuk menyentuhnya hingga akhirnya buku ini diangkat ke layar lebar. Ketika filmnya tayang di bioskop, keinginan saya untuk melihatnya terbentur oleh karena belum membaca bukunya. Saya termasuk orang yang lebih memilih membaca dulu baru menyaksikan filmnya karena beberapa alasan:
1. Saya selalu khawatir tidak lagi memiliki semangat untuk membaca bukunya bila sudah melihat filmnya.
2. Saya pun selalu khawatir bila melihat filmnya dahulu, maka saya akan kehilangan gambaran tokoh sesuai imajinasi saya, karena yang terbayang tentu saja adalah tokoh yang digambarkan di dalam film.
untuk alasan itulah, maka saya pun mengaduk-aduk lemari buku saya mencari buku ini.

Bagian pertama buku ini menceritakan tentang tahun pertama keberadaan Iwan, Sang Penulis di kota New York ketika ia mengalami penodongan, dan disini pula untukpertama kali ia bertemu dengan seorang bocah laki-laki berseragam SD, putih-merah, seorang anak yang kemudian menjadi tokoh imajinernya. Tokoh yang membukakan kemampuannya untuk berkisah tentang masa alau dan segala rahasia hatinya.

Berangkat dari kehidupan yang serba kekurangan di kota Batu yang terkenal dengan sebutan kota apel, Iwan kecil memulai kisahnya. Bercerita tentang betapa sulitnya kehidupan yang harus ia lalui bersama keempat saudarinya di sebuah rumah sempit. Ayahnya hanya seorang sopir angkot yang menjadi keras karena tempaan hidup, namun cinta kasih yang menaungi mereka sekeluarga menjadikan mereka semua pribadi yang kuat dan pantang menyerah. Segala pengorbanan yang dilakukan orang tua beserta kelima anak-anak mereka telah membuahkan hasil yang membahagiakan. Kehidupan ekonomi mereka perlahan tapi pasti terangkat menjadi jauh lebih baik dari apa yang sekedar mereka harapkan, jauh dari sekedar apa yang dapat mereka impikan.

Sekilas buku ini tidak jauh berbeda dengan cerita Laskar Pelangi ataupun Negeri 5 Menara dimana dikisahkan tentang seorang anak yang bukan siapa-siapa, namun dengan berbekal semangat pantang menyerah bisa menjadi seseorang . Iwan hanya mencoba menampilkan kisah hidupnya dengan cara yang sedikit berbeda, juga dengan pemilihan kata (diksi) yang menurut saya agak kurang laki-laki.

Tidak dapat dipungkiri bahwa ketika kita membaca tulisan seseorang, secara nyata atau tidak, kita telah sedikit lebih mengenal karakter Sang Pengarang melalui tokoh yang terdapat di dalam cerita. Begitu pula dengan buku ini, semakin dalam kita memasuki cerita dalam buku ini, maka kita akan semakin mengenal karakter sang penulis, yang entah kenapa, ada satu sisi yang mengganjal perasaan saya.
Mungkin saja saya terpengaruh dengan begitu banyaknya percakapan dengan sang bocah imajiner dalam bahasa Inggris yang menjadikan sang tokoh utama tak lagi tampak sebagai seorang tokoh yang sederhana, dan sebutan-sebutan tempat Ć°ĆÆ kota NewYork yang begitu banyak bertebaran dalam setiap lembar cerita, membuat saya sebagai pembaca merasa begitu terasing (entahlah bagi pembaca yang memang sudah pernah berkunjung ke NewYork dan mengenal setiap sudut kota tersebut), dan menjadikan sang tokoh menjadi kurang membumi di mata saya.

Kemudian ada suatu yang begitu mengganjal Ć°ĆÆ benak saya ketika saya sampai pada halaman terakhir buku ini. Sang tokoh, yang ketika kecil harus bergumul dalam kesulitan dan keterbatasan ekonomi, sehingga begitu banyak keinginannya yang hanya menjadi sebuah keinginan, lalu kemudian meraih apa yang lebih dari sekedar apa yang berani ia impikan. Dan ketika ia telah memiliki kehidupan yang mapan, ketika ia telah menduduki jabatan yang menjadi impian begitu banyak orang, ia memutuskan untuk meninggalkan karirnya yang cemerlang hanya karena seringnya ia tersiksa kerinduan akan kota kecil dimana ia lahir dan dibesarkan. Padahal selama 9 musim panas dan 10 musim gugur telah mampu ia lewati dengan baik, masa-masa sulit diawal kedatangannya ke NewYork pun telah terlewati. Saya merasa ada yang kurang pas dengan pemikiran saya. Kemana sang tokoh yang telah tertempa dengan baik sejak kecil dalam mengejar semua mimpi-mimpinya ? Kemana sang tokoh yang telah bersusah payah mengejar mimpinya bila kini ia meninggalkan segala yang ia miliki hanya karena tak lagi tahan menghadapi kerinduan akan kota kelahirannya ? Ataukah jangan-jangan keputusannya meninggalkan apa yang telah diraihnya selama ini dikarenakan suatu hal yang harus dilakukan dengan terpaksa #nuduh.

Terlepas dari itu semua, toh itu hanya pemikiran saya seorang sebagai pembaca (dan bukan siapa-siapa). Iwan tentu punya alasan tersendiri. Dan terlepas dari apa pun juga, buku ini cukup layak untuk dijadikan sebagai buku referensi bagi orang-orang yang hampir kehilangan semangat untuk meraih mimpi mereka.

Dan ketika saya telah menyelesaikan membaca buku ini, maka saya telah kehilangan keinginan untuk menyaksikan filmnya di layar lebar.

-Miss Kodok.-

View all my reviews
Ratu Adil: Memoar Seorang SkizofrenRatu Adil: Memoar Seorang Skizofren by Satira Isvandiary
My rating: 2 of 5 stars

Bagaimana buku ini bisa ada di rumah ? Saya tidak ingat pernah membelinya, dimana dan kapan, ternyata otak saya tak cukup mampu untuk mengingatnya. Mungkin dulu ada yang memberikan buku ini pada saya, entahlah... Dan entah kenapa pula tiba-tiba saja ketika saya menyambangi rak buku saya, maka buku ini menjadi pilihan bacaan saya bulan ini.

Ratu Adil..., judul yang begitu menggoda, karena sejujurnya saya sangat ingin tau seperti apakah sosok Ratu Adil yang sesungguhnya, karena kita semua tau bahwa sosok tersebut masih merupakan misteri yang belum terpecahkan hingga kini.

Cerita diawali dengan kisah yang sangat biasa saat Evie, sang penulis menghabiskan masa kecil dan masa remajanya, berkenalan dengan lawan jenis dan berlaku seperti monyet yang sedang jatuh cinta. Hal yang dialami oleh setiap manusia. Sayangnya Evie bukanlah seseorang yang memiliki kepribadian yang kuat. Lemahnya iman telah menyeret Evie ke dalam pergaulan bebas yang menyebabkan Evie begitu terikat dan takut kehilangan kekasihnya. Kendati telah menyadari sikap Jatmiko yang kurang baik, toh Evie tak punya pilihan selain tetap melanjutkan hidupnya bersama Jatmiko dengan memasuki jenjang pernikahan. Kehidupan rumah tangga yang menjadi impiannya hanyalah menjadi impian semata. Berbagai gelombang dan angin topan menghamtam rumah tangga mereka, dan sayangnya dua bocah kecil buah cinta mereka yang kini adalah penumpang di dalam bahtera rumah tangga mereka tak mampu menumbuhkan kekuatan dalam diri Evie untuk bertahan. Perlahan tapi pasti, segala hantaman yang menderanya telah membuat Evie mulai hilang kesadaran dan hidup dalam dunianya sendiri yang dipenuhi dengan halusinasi. Evie semakin terpuruk hingga harus menjalani hari-harinya di Rumah Sakit Jiwa selama 5 tahun sebelum akhirnya kesadaran kembali kepadanya. Evie dinyatakan sembuh dan dapat kembali ke kehidupan normal.

Evie menuliskan segala pengalamannya ketika mengalami halusinasi-halusinasi yang telah melumpuhkan akal sehatnya (istilah kerennya: Skizofren). Dimulai ketika ia sering mendengar suara bisikan-bisikan yang begitu dekat di telinganya, kemudian ia melihat mahluk-mahluk beraneka rupa dan bentuk yang mengganggunya. Kisah yang ditulis oleh Evie adalah apa yang dialaminya selama 5 tahun ketika mengidap skizofren. Tentu saja ini semua sangat tidak masuk akal bagi kita yang merasa waras. Halusinasi Evie tentang kemampuannya berkomunikasi dengan segala jenis hewan, dengan para penghuni alam kubur, dengan Rasulullah Muhammad SAW terasa menggelikan. Secara sadar, saya mencoba memahami apa yang menjadi halusinasi Evie saat itu, tetapi banyak kisahnya yang akhirnya membuat saya menjadi pusing karena pemikiran saya menentang semuanya. Dan jujur saja, saya pun hampir ikut menjadi tidak waras membacanya. Saya kagum pada Evie yang mampu menuliskan segala yang dialaminya ketika sakit, padahal jelas bahwa saat itu ia kehilangan akal sehatnya, sehingga buku ini semakin tidak masuk akal bagi saya.

Saya salut pada Evie yang kemudian berusaha bangkit dan melepaskan diri dari halusinasinya. Dan kita pun pada akhirnya harus percaya bahwa keinginan yang kuat akan mampu mengatasi rintangan yang tersulit sekalipun. Kita pasti akan bisa melakukan sesuatu hal asalkan kita ♏Ī±Ī° berusaha. Karena ternyata di dunia ini memang tidak ada orang yang tidak bisa, tetapi yang ada adalah orang yang ♏Ī±Ī° atau tidak untuk berbuat sesuatu. Baik untuk dirinya sendiri, maupun untuk orang yang lain, terutama orang yang dicintainya.

-.Miss Kodok-
Pendekar Bambu buku #2Pendekar Bambu buku #2 by V. Lestari
My rating: 3 of 5 stars

Kegelisahan Ninik akan keselamatan Tirto membuatnya memutuskan untuk kembali ke Jakarta lebih cepat dari rencana sebelumnya. Ditengah perjalanan, dengan meminjam telepon pada sebuah penginapan (cerita ini dibuat tahun 1988 dimana saat itu di negara kita belum ada telepon genggam), Ninik berhasil menghubungi Jakarta dan mendapatkan kabar mengejutkan tentang kematian Tirto. Kematian Tirto yang menurutnya tidak wajar semakin menguatkan kecurigaan Ninik akan keterlibatan Evita, istri Tirto, dalam kasus percobaan pembunuhan atas dirinya yang terjadi sepuluh tahun yang lalu. Tekad Ninik pun semakin kuat untuk membongkar segala kejahatan Evita.

Lebih mengejutkan lagi ketika tiba di Jakarta ternyata jenazah Tirto telah dimakamkan sehingga sulit bagi Ninik untuk menemukan bukti bahwa Tirto meninggal karena dibunuh. Satu-satunya orang yang diharapkan oleh Ninik untuk dapat membantunya, Slamet ternyata meninggal dunia sebelum Ninik sempat mengorek keterangan perihal kematian Tirto. Ninik kemudian meminta bantuan dr. Ikhsan agar bersedia membantunya untuk menggali makam Tirto guna melakukan otopsi. Kenyataan yang dikemukakan Ninik kepada dr. Ikhsan sebenarnya menyadarkan dr. Ikhsan akan adanya kejanggalan tersebut, namun enggan mengakui kelalaiannya, dr. Ikhsan justru menelpon dan memberitahu Evita tentang hal itu. Tak lama pun dr. Ikhsan meninggal dalam sebuah kecelakaan yang aneh. Lenyap sudah saksi-saksi yang diharapkan Ninik dapat membantunya mengungkap kejahatan Evita. Namun hal ini semua tidak menyurutkan tekad Ninik untuk membuktikan kesalahan Evita kendati ia harus berhadapan dengan seorang dukun dari Pasar Jumat.

Kisah yang menggemaskan untuk segera mengetahui bagian akhir cerita. Bagaimanakah kelanjutannya ?? Hmmm.... GĀŖќ sabar untuk segera mulai membaca buku ketiga...
Lanjuuuut....

-.Miss Kodok-

Pendekar Bambu buku #1Pendekar Bambu buku #1 by V. Lestari
My rating: 3 of 5 stars

Ninik Purwanti, seorang gadis cantik yang melalui masa kanak-kanaknya nyaris tanpa kebahagiaan. Ayah dan ibu tirinya tidaklah mempedulikannya, bahkan mereka seperti tidak pernah menganggap keberadaan Ninik. Ninik tumbuh menjadi gadis remaja yang rapuh. Keinginannya untuk menjadi artis telah dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dengan merenggut masa depan Ninik. Akhirnya Ninik terdampar menjadi seorang perempuan simpanan seorang pengusaha kaya, Tirto Suryo. Ketakutan akan kehilangan Tirto, Ninik dengan sengaja membiarkan dirinya hamil dengan harapan agar Tirto ♏Ī±Ī° menikahinya secara resmi. Tetapi Ninik harus terkejut dan kecewa ketika menemukan kenyataan bahwa bagi Tirto, dirinya tidaklah lebih dari sekedar alat pemuas hasrat biologis Tirto. Tidak ada cinta untuk dirinya. Namun Tirto berjanji akan segera menikahinya setelah mendapatkan izin dari istrinya.

Harapan Ninik tinggalah harapan belaka ketika akhirnya ia justru hampir menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh Irwan dan Kusno, keduanya adalah karyawan yang bekerja pada perusahaan milik Tirto. Takdir dan keberuntungan telah menyelamatkan Ninik dari kematian meski ia harus mengalami keguguran. Ninik yang pingsan di tengah hutan karet di Parung ditemukan oleh Pak dan Bu Jahri yang dikenal sebagai dukun di kampung tersebut. Ninik tidak hanya dirawat hingga sembuh oleh pasangan tua tersebut, tapi ia kemudian diangkat sebagai anak mereka. Melalui Pak Jahri, Ninik kemudian belajar mengenai obat-obat tradisional yang berasal dari berbagai macam tumbuhan yang dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Dan atas anjuran Pak Jahri pula Ninik belajar ilmu bela diri pada Ki Loreng.

Dari padepokan Ki Loreng, Ninik kembali memulai kisah cintanya dengan Rama, seorang pemuda yang berasal dari Cibinong. Berbeda dengan yang sudah-sudah, Rama mencintai Ninik dengan tulus, tak peduli betapa pun buruknya masa lalu Ninik. Sayang, hubungan mereka terhalang oleh orang tua Rama. Demi keselamatan Pak dan Bu Jahri, Ninik meninggalkan Parung dan kembali ke Jakarta, berusaha menghapus semua harapannya bersama Rama. Ia kemudian mengambil sekolah untuk menjadi seorang perawat.

Sepuluh tahun berlalu. Nasib kembali mempertemukan Ninik dengan Tirto. Kali ini dengan situasi yang sangat berbeda. Tirto mengidap kanker hampir di seluruh tubuhnya dan ia telah dinyatakan hanya memiliki waktu hidup kurang lebih satu bulan oleh dokter. Dokter Ikhsan yang merawat Tirto merekomendasikan Ninik pada keluarga Tirto untuk menjadi perawat Tirto. Dendam lama kembali muncul, Ninik merasa bahwa inilah saat yang ditunggu-tunggu baginya untuk membalas semua perlakuan Tirto terhadapnya.

Namun Ninik terkejut ketika Tirto mengatakan bahwa ia sama sekali tidak tahu-menahu tentang usaha pembunuhan terhadap Ninik. Naluri Ninik dapat mempercayai pengakuan Tirto. Meski secara naluri pula Ninik telah mengetahui siapa dalang dibalik usaha pembunuhan atas dirinya, Ninik harus berjuang untuk menemukan bukti. Ia pun bertekad untuk menyembuhkan Tirto dengan caranya. Usahanya membawa hasil, kondisi Tirto semakin membaik, namun sayang, usaha Ninik menjadi sia-sia ketika ada orang lain yang menginginkan kematian Tirto secepatnya.

Ciri khas V. Lestari adalah menghadirkan seorang wanita sebagai tokoh utama dalam ceritanya. Seperti biasa pula, V. Lestari selalu membangun konflik secara lambat tapi menggemaskan, sehingga ketika saya telah mengetahui kemana cerita ini akan berakhir, saya tetap membaca lembar demi lembar hingga selesai. Sampul bukunya menarik dengan judul yang bagi saya sangat menggoda. Cerita dalam buku ini belum selesai dan masih akan dilanjutkan dalam buku keduanya.

-. Miss Kodok.-

Kamis, 21 Maret 2013

Sebab Aku Burung FanaSebab Aku Burung Fana by Arini Hidajati
My rating: 3 of 5 stars

Hlm.17: Kematian bukanlah akhir dari segalanya, tapi kematian, inilah awal hidup. Disini baru kita mulai perjalanan yang sesungguhnya hidupnya ruh dan jiwa kita, maka hendaknya jangan dilalaikan.

Hlm.23: Kita harus bersyukur, bahwa segala bentuk ujian adalah rahasia bahasa cinta-NYA

Hlm.28: Sungguh celaka kiranya orang yang mencintai dunianya habis-habisan dan mengempitnya erat-erat seolah akan ia bawa mati dan akan ia gunakan untuk menyuap Tuhan atau untuk diselipkan di tangan para malaikat agar dibebaskan dari dosa-dosa, agar terlepas dari semua bencana akhirat dn kengerian hari akhir yang besar?

Hlm.62: Tapi apakah penderitaan yang merupakan isyarat Tuhan akan suatu kebahagiaan kita tafsiri sebagai malapetaka yang menimpa atau memang harus beginikah perjalanan hidup itu? Menyiksa hati dan pikiran kita dengan kekosongan dan ketidakpunyaan? Sementara kita lihat disana orang-orang mengisi hidupnya hanya demi hawa nafsunya, yang menggelapkan uang rakyat bermilyar-milyar, yang membagi-bagikan negeri ini layaknya roti milik mereka sendiri kepada orang-orang yang hampir muntah kekenyangan, tapi lalaikan orang yang hampir mati kelaparan.

Buku ini bercerita tentang sebuah kematian seorang rakyat kecil yang disiksa atas tunduhan telah mencuri kayu di hutan. Seorang rakyat kecil yang (mungkin terpaksa) mencuri karena tuntutan perut anak dan istrinya. Sebuah perlakuan semena-mena yang tanpa belas kasih dan rasa kemanusiaan.

Buku yang sarat dengan pesan moral ini tampaknya merupakan sebuah protes sang penulis atas segala ketidakadilan di negeri ini, dimana selalu rakyat kecil lah yang menjadi korbannya. Sementara para pejabat negara sibuk memperkaya diri sendiri dan golongannya. Mereka yang dipilih oleh rakyat, yang katanya berjuang untuk rakyat, justru tak lagi peduli pada rakyatnya, yang menjerit karena kehidupan yang tak layak dan karena perut yang lapar.

Melalui tulisannya, Arini ingin menggugah rasa kemanusiaan pembaca untuk kembali merenungi hidup dan kehidupan. Bahwa segala yang kita miliki di dunia ini hanyalah pinjaman semata. Tumpukan harta tak akan pernah mampu menyelamatkan kita pada hari pembalasan nanti. Akan ada pengadilan yang sebenarnya untuk setiap kecurangan dan kesewenang-wenangan yang terjadi di dunia. Dan bagi setiap manusia yang masih memegang kejujuran dan mendengarkan hati nurani, kematian bukanlah sesuatu yang harus ditakuti karena kematian hanyalah sebuah awal dari sebuah kehidupaan abadi di negeri-NYA.

Sebuah kisah sederhana dari sebuah cerita kehidupan yang rumit diramu Arini menjadi sebuah tulisan yang menarik. Namun pilihan kata (diksi) yang digunakan agaknya menjadikan buku ini bukan sebagai sebuah bacaan ringan yang bisa dinikmati sambil lalu. Dibutuhkan konsentrasi dan pemahaman yang mendalam. Dan 3,5 bintang rasanya layak untuk diberikan.

-.Miss Kodok.-

View all my reviews
Diamond In The Rough (Harlequin Romance #4087)Diamond In The Rough by Diana Palmer
My rating: 3 of 5 stars


John Callister, seorang pria tampan dan kaya pemilik sebuah peternakan sapi terkenal dari Medicine Ridge, Montana. Mereka baru saja membeli sebuah peternakan yang telah lama ditinggalkan pemiliknya di Hollister. Peternakan yang telah rusak tak terawat itu membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk dihidupkan kembali. Untuk mencegah melambungnya harga barang-barang yang dibutuhkan karena namanya, John menyembunyikan identitas dirinya dan datang ke Hollister sebagai seorang mandor pekerja bernama John Taggert.

Di Hollister, John bertemu dengan Sassy, seorang gadis muda yang bekerja di sebuah toko pakan ternak. Berawal dari rasa simpatinya akan nasib malang Sassy yang mengalami pelecehan seksual oleh atasannya, John terlibat semakin jauh dalam kehidupan Sassy. Cara pandang Sassy tentang kehidupan ini membuat John semakin jatuh cinta. Keluguan dan kesederhanaan Sassy membuat John begitu terpesona. John melihat betapa Sassy sangat mensyukuri apa pun yang dimilikinya dalam kehidupannya yang serba kekurangan. Betapa Sassy selalu memikirkan kepentingan orang lain di atas kepentingan dirinya sendiri. John menganggumi Sassy yang mencintainya apa adanya, sangat berbeda dengan para wanita yang selama ini mengelilinginya, yang hanya menginginkan harta keluarga Callister.

Namun masalah timbul ketika Sassy mengetahui jati diri John yang sesungguhnya. Ia marah dan kecewa karena merasa John telah mempermainkannya. Namun akhirnya John mampu meyakinkan Sassy bahwa hanya dengan Sassy lah ia mempunyai keinginan untuk berkomitmen dalam sebuah ikatan pernikahan.

Sebuah cerita Cinderella dengan versi yang berbeda. Seorang gadis miskin yang dipersunting oleh pangeran impian dan berakhir bahagia. Sebuah kisah sederhana yang tidak perlu menguras otak ketika membacanya. Saya menyukai tokoh Sassy yang tegas dan mandiri, tidak cengeng dan menjalani hidupnya dengan ikhlas. Seorang gadis desa yang lugu dan tidak materialistis. Tokoh John juga digambarkan sebagai seorang pria nyaris sempurna. Tampan mempesona, kaya dan baik hati. Cerminan pria ideal dambaan setiap wanita. Sedangkan tokoh antagonis disini digambarkan melalui sosok Bill Tarleton, sosok yang memanfaatkan jabatannya untuk melakukan pelecehan terhadap bawahannya. Tipikal laki-laki yang sangat pantas untuk dikebiri. Cerita mengambil latar di sebuah kota kecil yang tidak terlalu sibuk dimana penduduknya masih sangat peduli satu sama lain. Sebuah tempat yang sangat indah dan hangat. Alur cerita dibuat maju sehingga tidak membingungkan.

Saya mengagumi Diana Palmer sebagai seorang penulis yang cukup santun dalam menggambarkan adegan mesra. John dan Sassy, mereka masih menjaga nilai-nilai moral. Meskipun lumayan jauh, namun mereka tetap menjaga untuk tidak melewati batas yang seharusnya. Mereka tetap bersabar untuk menunggu saat dimana mereka telah resmi menjadi suami istri, meskipun sesungguhnya mereka sangat menginginkannya.

Sebenarnya saya tidak terlalu tertarik untuk membaca cerita-cerita Harlequin. Tapi ternyata sebagai bacaan untuk melemaskan otak, buku ini tidaklah mengecewakan. Dan tampaknya saya mulai menyukai buku bergenre romance seperti ini… (hasyyaaahhh !!!)

Just for share untuk direnungkan:
Saya menyukai ucapan Sassy di hlm. 174:
“Jadi apa tepatnya yang dilakukan orangtua untuk mengenal anak-anak mereka? Semua orang terlalu sibuk sekarang ini. Aku membaca beberapa anak harus mengirimkan SMS pada orangtua mereka dan membuat janji untuk bertemu.Padahal mereka bertanya-tanya kenapa anak-anak sekarang berkelakuan buruk”.

Semoga tidak satu pun dari kita yang mengabaikan anak-anak kita ditengah kesibukan dunia kita.

-.Miss Kodok.-



View all my reviews

Kamis, 10 Januari 2013

Misteri Gadis yang HilangMisteri Gadis yang Hilang by V. Lestari
My rating: 3 of 5 stars

Suwito dan Helen Wong adalah sepasang kekasih yang berbeda ras. Suwito seorang pemuda berdarah Jawa, sementara Helen adalah gadis keturunan Tionghoa. Empeh Wong, kakek Helen, seorang pembuat peti mati dan jago silat adalah seorang yang sangat dominan di dalam keluarganya. Sehingga Tuan Wong sendiri tidak mempunyai hak apa-apa atas keluarganya, termasuk tehadap Helen.

Sebuah kerusuhan berdarah yang berlatar belakang perbedaan ras telah merenggut nyawa Ben, anak kesayangan Empeh Wong, yang semula akan diwarisi ilmunya. Kekecewaan dan kemarahan Empeh Wong telah menumbuhkan dendam berkepanjangan sehingga ia menentang habis-habisan hubungan Suwito dan Helen.

Berbekal janji untuk menghadapi semua rintangan yang menghadang, Helen memutuskan untuk meninggalkan keluarganya dan pergi bersama Suwito. Kepergian Helen membuat gusar keluarganya, Mereka menuduh keluarga Suwito lah yang menyembunyikan Helen. Namun ternyata Helen tidak pergi menemui Suwito. Suwito yang juga tidak mengetahui keberadaan Helen, menjadi begitu cemas dan kalut. Lalu kemanakah Helen pergi... ?? Sementara permusuhan yang terjadi diantara keluarga Helen dan keluarga Suwito semakin meruncing. Masing-masing saling mencurigai telah menyembunyikan Helen.

Cinta Suwito kepada Helen begitu besar, meski setahun telah berlalu ia tak lantas menyerah dan melupakan Helen. Ia tetap mencari dan berharap suatu saat kelak Helen akan muncul kembali. Suatu hari Suwito bertemu dengan seorang gadis yang begitu mirip dengan Helen. Heny ternyata adalah adik kandung Helen yang selama ini bermukim di Bandung. Rasa sayang dan kehilangan yang mereka rasakan terhadap Helen telah menumbuhkan kedekatan diantara mereka. Tanpa mereka inginkan, cinta tumbuh dan bersemi diantara mereka, namun demi menjaga perasaan mereka terhadap Helen, mereka sepakat untuk tidak membiarkan perasaan itu terus tumbuh dan berkembang.

Heny memiliki sifat yang bertolak belakang dengan Helen. Helen adalah gadis penurut yang lemah lembut, sementara Heny adalah gadis yang lebih tegas dan sedikit tomboy. Heny pernah mengintip saat Empeh Wong sedang berlatih silat dan beberapa gerakan yang dihafalnya dipraktekan setiap hari sehingga ia dapat menguasai gerakan tersebut dengan baik. Ternyata hal ini telah menumbuhkan harapan dalam diri Empeh Wong untuk menurunkan semua ilmu yang dimilikinya kepada Heny. Heny yang tidak bersedia harus menghadapi sendiri Empeh Wong untuk menyampaikan penolakannya. Malam ketika Heny harus menemui Empeh Wong, Heny menemukan koper pakaian Helen yang digunakan ketika pergi dari rumah. Kemarahan yang menguasai Heny karena mendapatkan kenyataan bahwa Empeh Wong mengetahui keberadaan Helen, Heny tidak lagi merasa takut menghadapi Empeh Wong. Namun ternyata yang ditemui Heny jauh lebih banyak dari apa yang hanya menjadi dugaannya.

Lalu dimanakah sebenarnya Helen bersembunyi ??
Mengapa pula Empeh Wong harus mengorbankan dirinya sendiri hingga tewas ??

Cerita yang menarik. Ciri khas V. Lestari yang selalu membangun konflik secara perlahan namun tetap menarik untuk diikuti hingga akhir cerita.

-.Miss Kodok.-


View all my reviews

Senin, 07 Januari 2013

Anak PilihanAnak Pilihan by V. Lestari
My rating: 1 of 5 stars

Paul dan Hana, pasangan suami istri yang telah cukup lama berumah tangga dan begitu mendambakan kehadiran seorang anak di antara mereka. Sayangnya hal tersebut bukan hal yang mudah untuk diwujudkan mengingat benih Paul yang kurang bagus untuk bereproduksi. Karena malu mengakui kekurangan yang dimilikinya, Paul mengambil inisiatif untuk mencarikan bibit dari seorang laki-laki lain dengan cara yang sangat tidak lazim (dan tentu saja teramat sangat tidak terpuji) . Ia mencarikan seorang laki-laki yang akan membuahi Hana. Paul menamakan rencananya ini sebagai proyek "anak pilihan". Meskipun dengan berat hati, akhirnya Hana menyetujui juga ide gila yang diusulkan oleh suaminya. Setelah melalui sebuah proses pencarian yang tidak mudah, akhirnya pilihannya jatuh pada seorang pemuda desa yang bernama Waluyo (Yoyo). Karena keluguannya Yoyo sama sekali tidak menyadari bahwa penawaran Paul untuk bekerja di rumahnya hanyalah sebuah alasan untuk menjadikannya sebuah alat penghasil anak semata.

Hana berhasil hamil, tetapi apa yang terjadi diantara Hana dan Yoyo bukanlah semata-mata karena proyek "anak pilihan". Hana dan Yoyo ternyata saling mencintai. Menemukan kenyataan ini, Paul merasa dikhianati dan berencana membunuh Yoyo. Tanpa sepengetahuan Paul, Yoyo ternyata tidak mati. Yoyo hanya mengalami cedera otak dan mengalami amnesia. Ia diselamatkan oleh seorang gadis bernama Murni. Yoyo pun lalu menjalani kehidupan barunya dengan nama Jon.

Delapan tahun kemudian, sepulang dari tugas belajar di Jepang, Paul terkejut menemukan bahwa Dimas, anak yang lahir melalui proyek "anak pilihan" memiliki wajah yang sangat mirip dengan Yoyo. Paul pun mulai dihantui ketakutan akan perbuatannya dulu yang telah membunuh Yoyo. Hal ini membuat Paul menjauh dari Dimas. Suatu kali di sebuah pusat perbelanjaan, Paul bertemu dengan Yoyo yang telah menemukan kembali ingatannya dan menikah dengan Murni. Paul sangat terkejut mengira itu hantu Yoyo. Namun ketika mengetahui Yoyo masih hidup dan sama sekali tak menaruh dendam kepadanya, Paul pun merasa lega.

Seharusnya semua itu membuat Paul bahagia dan menjalani kehidupan yang tenang bersama Hana dan Dimas. Namun Paul bukanlah tipe laki-laki seperti itu. Ia tidak akan puas hanya dengan satu wanita, maka ia pun memulai sebuah petualang baru bersama Meta, sekretarisnya. Tanpa disadarinya hal ini telah membuatnya semakin jauh dari Dimas. Hingga suatu peristiwa menyadarkannya bahwa ia adalah seorang pengkhianat. Ternyata sebagai seorang pengkhianat, dikhianati juga akan menghasilkan kekecewaan dan kemarahan yang membabi buta.

Membaca novel karya V. Lestari tentulah saya mengharapkan sebuah ending yang sama menariknya dengan novel-novel V. Lestari yang lainnya. Sayangnya dalam buku ini saya tidak mendapatkannya. Saya sama sekali tidak menemukan greget pada buku ini. rasa penasaran akan akhir cerita membuahkan sebuah kekecewaan karena ending yang terlalu mudah, datar, dan terasa mengambang. Ending yang terasa sangat tidak pas dan terlalu dipaksakan. Ataukah karena saya tidak menemukan ending seperti yang saya harapkan ??

Entahlah...

-.Miss Kodok.-

View all my reviews