Senin, 17 Desember 2012

Misteri Senandung Tengah MalamMisteri Senandung Tengah Malam by V. Lestari
My rating: 3 of 5 stars

Baca ulang (First read : 28 Juli 1985)

Murni baru saja bercerai dengan suaminya. Kemelut yang melanda rumah tangganya membuat ia lama tak mengunjungi Nek Karnah, neneknya yang tinggal di Panti Wreda Bumi Ayu di Bogor. Nek Karnah lalu menawarinya untuk kembali tinggal di Bogor agar dekat dengannya.

Berbagai masalah yang dihadapinya di kantor membuat Murni mengundurkan diri dan menyetujui usul neneknya tersebut, namun sayang, sebelum keputusannya itu disampaikan, neneknya keburu meninggal dunia akibat serangan jantung. Hal yang sama sekali membuat Murni shock karena pada kunjungannya yang terakhir, ia melihat sang Nenek berada dalam kondidi yang sehat waalafiat.

Di Bumi Ayu pula Murni berkenalan dengan Tante Fifi, sesorang yang dinilai tidak waras oleh penghuni lainnya dikarenakan kebiasaannya menyenandungkan lagu-lagu yang mendirikan bulu roma di tengah malam. Pesan Tante Fifi untuk menemui anaknya di Jakarta membuahkan sebuah hubungan kasih antara Murni dan Bambang, anak Tante Fifi. Selain itu, Murni juga terpaksa berkenalan dengan Agus, suami Tante Fifi yang mempunyai julukan Agus setan karena berwajah seram. Tanpa disangka ternyata Agus Setan adalah pemilik Bumi Ayu tempat Tante Fifi tinggal. Karena perhatiannya yang begitu besar pada Tante Fifi, Agus pun menawarkan sebuah pekerjaan kepada Murni di panti tersebut. Karena belum mendapatkan pekerjaan, maka Murni menerima pekerjaan tersebut, dengan pesan dari Agus agar Murni merahasiakan kepemilikannya akan panti tersebut.

Ternyata begitu banyak peristiwa aneh yang terjadi di panti tersebut, bersama Tante Fifi murni menemukan kejanggalan akan kematian neneknya, Nek Ipah, dan Oma Tan. Kecurigaan jatuh pada Agus, terutama setelah Tante Fifi mengetahui bahwa Agus lah pemilik panti tersebut. Tante Fifi pun menceritakan tragedi yang terjadi antara dirinya dan Agus hingga Agus menjadi cacat dan berwajah menyeramkan. Berniat pergi dari panti tersebut bersama Tante Fifi, Murni mengajukan niatnya untuk berhenti bekerja pada panti tersebut. Dengan berani Murni mengemukakan semua kecurigaannya kepada Agus yang ditanggapi dengan dingin. Di tengah pertengkarannya dengan Agus dan kedua anaknya (Bambang dan Ratna), Murni mendapat telpon dari Bogor yang mengabarkan keadaan Tante Fifi yang tidak juga keluar kamar walaupun telah digedor oleh pengurus panti. Dengan kepanikan yang luar biasa karena mengkhawatirkan keselamatan Tante Fifi, Murni kembali ke Bogor. Tanpa diduga, Agus, Bambang, dan Ratna pun turut serta. Setibanya disana, Murni mendapatkan Tante Fifi yang telah tewas karena bunuh diri.

Sepeninggal Tante Fifi, Murni meneruskan penyelidikannya atas kecurigaannya terhadap berbagai peristiwa kematian yang terjadi di Bumi Ayu. Seseorang yang tidak pernah disangka-sangka ternyata adalah pembunuh yang sebenarnya.

Cerita yang menarik. Seperti biasa, V. Lestari membangun konflik cerita dengan pelan dan menggemaskan. Pembaca diajak menebak siapa sebenarnya dalang dari semua pembunuhan yang terjadi, dan kalau tidak teliti... kita bisa menebak orang yang salah. Sebuah kejutan di akhir cerita.

-.Miss Kodok.-

View all my reviews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar