Senin, 13 Februari 2012

Gerakan 30 September: Antara Fakta dan RekayasaGerakan 30 September: Antara Fakta dan Rekayasa by Center for Information Analysis (CIA)
My rating: 3 of 5 stars

Bagi saya yang lahir dan tumbuh dalam masa pemerintahan orde baru, dan menghabiskan masa sekolah saya dengan dicekoki pemutaran film "Penghianatan G 30 S PKI" setiap tahunnya, buku-buku yang bercerita tentang pemberontakan tersebut sangatlah menarik.

Ketertarikan saya semata-mata bukan saja karena Gerakan 30 September itu sendiri merupakan peristiwa yang paling mengerikan dalam sejarah bangsa Indonesia, tetapi karena di hati saya yang paling dalam menyimpan begitu banyak pertanyaan yang tak pernah tuntas dijawab oleh alm. Ayah saya. Ayah saya sendiri adalah seorang pengagum Bung Karno dan sangat membenci pemerintahan Soeharto, tetapi yang saya tangkap dari kesehariannya, beliau sangatlah membenci PKI dan antek-anteknya. Saya tidak tahu mengapa, tapi yang pasti, beliau pasti mempunyai alasan tersendiri.

Dari pemutaran film "Penghianatan G30S PKI", yang terekam dalam benak saya adalah potret vandalisme dari kaum PKI dan Gerwani yang menimbulkan suatu kengerian dan begitu banyak pertanyaan,
"Begitu sudah hancurkah rasa kemanusiaan bangsa-ku hingga mereka sanggup melakukan penyiksaan yang begitu kejam ?"
"Dimanakah budaya bangsa Indonesia yang berideologi Pancasila yang menjunjung azas Kemanusiaan yang adil dan beradab?"
"Dan mengapa azas musyawarah tidak digunakan untuk mengatasi masalah ini?"

Terlepas dari semua pertanyaan itu, peristiwa berdarah ini telah menggoreskan luka berkepanjangan bagi bangsa kita, baik yang terlibat langsung maupun yang tidak. Namun pada saat orde baru mengalami keruntuhan, maka bermunculanlah begitu banyak pernyataan dari orang-orang yang dulu terpasung kebebasannya untuk mengemukakan kebenaran sejarah.

Berbagai macam kontroversi kemudian bermunculan mengenai siapa yang sesungguhnya berada di belakang peristiwa besar tersebut. Entah mana yang benar dan mana yang tidak. Buku ini merupakan kumpulan kesaksian yang diberikan oleh para pelaku sejarah yang tentunya juga tak terlepas dari rasa suka dan tidak suka mereka terhadap pihak tertentu, dan bukan tak mungkin juga dibungkus oleh dendam masa lalu.

Meskipun hingga kini belum lah jelas siapa aktor intelek yang berada di belakang peristiwa G30S, paling tidak kita dapat sedikit melihat peristiwa tersebut dari sudut pandang yang lain. Betapa pun penguasa Orde Baru dapat mengubah history menjadi his story, pada saatnya kebenaran akan terungkap (meski pun tidak tuntas dan terkadang justru semakin membingungkan).

Jadi, pada akhirnya, semua ini berpulang pada diri kita sendiri untuk menilai sejauh mana kebenaran sejarah itu sesungguhnya.


-.Miss Kodok.-



View all my reviews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar