Selasa, 18 Juni 2013

Ratu Adil: Memoar Seorang SkizofrenRatu Adil: Memoar Seorang Skizofren by Satira Isvandiary
My rating: 2 of 5 stars

Bagaimana buku ini bisa ada di rumah ? Saya tidak ingat pernah membelinya, dimana dan kapan, ternyata otak saya tak cukup mampu untuk mengingatnya. Mungkin dulu ada yang memberikan buku ini pada saya, entahlah... Dan entah kenapa pula tiba-tiba saja ketika saya menyambangi rak buku saya, maka buku ini menjadi pilihan bacaan saya bulan ini.

Ratu Adil..., judul yang begitu menggoda, karena sejujurnya saya sangat ingin tau seperti apakah sosok Ratu Adil yang sesungguhnya, karena kita semua tau bahwa sosok tersebut masih merupakan misteri yang belum terpecahkan hingga kini.

Cerita diawali dengan kisah yang sangat biasa saat Evie, sang penulis menghabiskan masa kecil dan masa remajanya, berkenalan dengan lawan jenis dan berlaku seperti monyet yang sedang jatuh cinta. Hal yang dialami oleh setiap manusia. Sayangnya Evie bukanlah seseorang yang memiliki kepribadian yang kuat. Lemahnya iman telah menyeret Evie ke dalam pergaulan bebas yang menyebabkan Evie begitu terikat dan takut kehilangan kekasihnya. Kendati telah menyadari sikap Jatmiko yang kurang baik, toh Evie tak punya pilihan selain tetap melanjutkan hidupnya bersama Jatmiko dengan memasuki jenjang pernikahan. Kehidupan rumah tangga yang menjadi impiannya hanyalah menjadi impian semata. Berbagai gelombang dan angin topan menghamtam rumah tangga mereka, dan sayangnya dua bocah kecil buah cinta mereka yang kini adalah penumpang di dalam bahtera rumah tangga mereka tak mampu menumbuhkan kekuatan dalam diri Evie untuk bertahan. Perlahan tapi pasti, segala hantaman yang menderanya telah membuat Evie mulai hilang kesadaran dan hidup dalam dunianya sendiri yang dipenuhi dengan halusinasi. Evie semakin terpuruk hingga harus menjalani hari-harinya di Rumah Sakit Jiwa selama 5 tahun sebelum akhirnya kesadaran kembali kepadanya. Evie dinyatakan sembuh dan dapat kembali ke kehidupan normal.

Evie menuliskan segala pengalamannya ketika mengalami halusinasi-halusinasi yang telah melumpuhkan akal sehatnya (istilah kerennya: Skizofren). Dimulai ketika ia sering mendengar suara bisikan-bisikan yang begitu dekat di telinganya, kemudian ia melihat mahluk-mahluk beraneka rupa dan bentuk yang mengganggunya. Kisah yang ditulis oleh Evie adalah apa yang dialaminya selama 5 tahun ketika mengidap skizofren. Tentu saja ini semua sangat tidak masuk akal bagi kita yang merasa waras. Halusinasi Evie tentang kemampuannya berkomunikasi dengan segala jenis hewan, dengan para penghuni alam kubur, dengan Rasulullah Muhammad SAW terasa menggelikan. Secara sadar, saya mencoba memahami apa yang menjadi halusinasi Evie saat itu, tetapi banyak kisahnya yang akhirnya membuat saya menjadi pusing karena pemikiran saya menentang semuanya. Dan jujur saja, saya pun hampir ikut menjadi tidak waras membacanya. Saya kagum pada Evie yang mampu menuliskan segala yang dialaminya ketika sakit, padahal jelas bahwa saat itu ia kehilangan akal sehatnya, sehingga buku ini semakin tidak masuk akal bagi saya.

Saya salut pada Evie yang kemudian berusaha bangkit dan melepaskan diri dari halusinasinya. Dan kita pun pada akhirnya harus percaya bahwa keinginan yang kuat akan mampu mengatasi rintangan yang tersulit sekalipun. Kita pasti akan bisa melakukan sesuatu hal asalkan kita ♏αΰ berusaha. Karena ternyata di dunia ini memang tidak ada orang yang tidak bisa, tetapi yang ada adalah orang yang ♏αΰ atau tidak untuk berbuat sesuatu. Baik untuk dirinya sendiri, maupun untuk orang yang lain, terutama orang yang dicintainya.

-.Miss Kodok-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar